Analisis Kemandirian Fiskal Kota Jambi

Perbandingan Anggaran Pendapatan & Belanja Daerah (APBD) vs. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Analisis dan Implikasi Strategis

1. Tren Pertumbuhan yang Konsisten

Baik APBD maupun PAD menunjukkan tren kenaikan setiap tahun. Ini menandakan adanya pertumbuhan ekonomi di Kota Jambi dan keberhasilan pemerintah dalam mengintensifkan sumber-sumber pendapatan lokal.

2. Ketergantungan Masih Tinggi, Namun Berkurang

Meskipun rasio PAD terus membaik, lebih dari 50% APBD Kota Jambi masih ditopang oleh dana transfer dari pemerintah pusat. Ini menunjukkan adanya risiko jika terjadi perubahan kebijakan fiskal nasional. Namun, tren positif menunjukkan Kota Jambi sedang bergerak ke arah yang benar untuk mengurangi ketergantungan ini.

3. Peningkatan Rasio PAD sebagai Indikator Kesehatan Ekonomi

Kenaikan persentase PAD dari 43.3% di tahun 2022 menjadi target 48.3% di tahun 2025 adalah metrik paling penting. Ini menunjukkan bahwa kemampuan ekonomi internal kota (dari pajak hotel, restoran, PBB, retribusi, dll.) tumbuh lebih cepat daripada kenaikan total anggarannya. Ini adalah sinyal kuat akan peningkatan kemandirian fiskal.

4. Implikasi bagi Pelaku Usaha

  • Peluang Proyek Stabil: Total APBD yang terus meningkat berarti alokasi belanja modal untuk proyek infrastruktur, pengadaan barang, dan jasa juga akan terus meningkat, menciptakan peluang yang berkelanjutan.
  • Ekonomi Lokal Aktif: Pertumbuhan PAD yang sehat mencerminkan aktivitas ekonomi yang bergeliat. Ini adalah indikator positif bagi sektor ritel, perhotelan, properti, dan jasa.
  • Fokus pada Proyek DAK: Karena ketergantungan pada dana transfer, proyek-proyek yang didanai oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pusat (biasanya untuk sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur spesifik) akan tetap menjadi porsi yang signifikan.